Rabu, 18 Januari 2012

MEMBAKAR UANG DEMI BERTAHAN HIDUP


Umurnya sudah 66 tahun, namun Yong Chun Kim pantang menyerah. Sabtu pekan lalu ia mempimpin sekelompok pendaki ke Mount Rainier di Washington DC yang sedang diselimuti salju tebal.

Malang, ia terpeleset dan terpisah dari rombongannya. Selama dua hari ia bertahan hidup di tengah badai salju. Untung ia ingat, ada pemantik api dalam tas berisi perlengkapannya.

Seperti diberitakan Daily Mail, Rabu 18 Januari 2012, Untuk menjaga agar tetap hangat, pensiunan asal Tacoma itu menggali tanah, membuat terowongan salju dan membakar dedaunan di sekitarnya. Saat tak ada lagi yang bisa dibakar, ia mulai beralih ke barang-barang pribadinya, kaos kaki, plester luka, kertas pembungkus, dan uang kertas US$1 dan US$5 yang ada di dalam dompet.

Ia tak takut sendirian berada di alam liar. "Saya hanya khawatir, itu kan taman nasional, tak seharusnya ada api. Aku khawatir sekali soal itu, tapi tak ada pilihan lain, ini cara supaya tetap bertahan hidup."

Mantan tentara Korea Selatan dalam perang Vietnam itu juga rajin bergerak, sembari berharap ada helikopter lewat. Saat hari mulai gelap, ia berlindung di bawah pohon. Kim juga menggunakan kekuatan pikiran, berimajinasi, membayangkan dirinya sedang mandi sauna. Ia juga kerap memikirkan istrinya untuk membangkitkan semangat.

Saat tim penyelamat akhirnya menemukannya, Kim sedang bergelung dibawah jaket dan kantung tidurnya di wilayah lembah sungai yang berselimut salju tebal. Butuh sembilan jam untuk membawanya turun dari lokasi terpencil, karena kondisi berbahaya. Namun, secara keseluruhan, ia baik-baik saja dan sehat sehingga tak perlu dilarikan ke rumah sakit.

Menurut Lee Taylor, juru bicara regu penyelamat, pihaknya sudah menduga, Kim akan ditemukan dalam keadaan selamat. "Pak Kim adalah pendaki yang sudah berpengalaman dan selalu siaga. Ia berada dalam kondisi sadar dan stabil saat kami temukan," katanya.

Usaha menemukan Kim bukannya tanpa kendala. Ia adalah pemimpin kelompok dan satu-satunya yang mengenal Gunung Rainier dengan baik. Teman-teman satu kelompoknya bahkan tak bisa mengingat persis titik di mana Kim jatuh dan menghilang.

Selain itu, cuaca buruk dan suhu minus sembilan derajat Celcius juga menghambat pencarian. Kereta salju Sno-cat dipilih untuk mengantar tim penyelamat ke lokasi. Helikopter tak dapat digunakan di tengah badai.

Butuh waktu sembilan jam untuk bisa menurunkannya karena medan gunung yang terjal. "Para jagawana itu orang-orang yang baik, saya suka mereka," kata Kim, yang sudah 30 tahun menjadi warga negara AS. (eh)

Source : www.vivanews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Labels